Menjadi pemimpin sebuah partai politik, khususnya dalam kapasitas sebagai ketua umum, tidak hanya memerlukan komitmen waktu dan energi yang besar, tetapi juga memerlukan investasi finansial yang signifikan.
Merujuk pada Tempo.co, Jusuf Kalla menyebutkan bahwa untuk menjadi ketua umum partai di Indonesia butuh ongkos yang amat besar.
Baca Juga: Aktor Serial Euphoria, Angus Cloud Meninggal Dunia
"Kalau sekarang Anda ingin menjadi ketua umum Golkar, jangan harap kalau Anda tidak punya modal Rp 500-600 miliar," kata Wakil Presiden Indonesia Dua Periode asal Makasar.
Menurut Jusuf Kalla atau yang biasa kita sapa dengan JK, biaya terbesar dalam menjadi sebuah ketua umum partai adalah biaya pemilihannya.
Selain biaya operasional dan kampanye, ada juga biaya lain yang mungkin perlu ditanggung oleh ketua umum partai politik. Ini dapat mencakup biaya hukum (misalnya, jika partai atau pemimpinnya terlibat dalam sengketa hukum), biaya pelatihan dan pengembangan untuk anggota partai, dan biaya untuk perjalanan dan perwakilan.
Menjadi ketua umum partai politik bisa menjadi usaha yang mahal. Namun, bagi banyak orang, biaya ini diimbangi oleh keinginan untuk membuat perubahan dan pengaruh yang mereka bisa miliki dalam peran tersebut.
Baca Juga: Makanan Yang Tidak Menyebabkan Bau Badan
Bagaimanapun, penting bagi calon pemimpin partai untuk memahami kewajiban finansial yang mungkin ditimbulkan oleh posisi tersebut, dan untuk memastikan mereka memiliki sumber pendanaan yang cukup sebelum berkomitmen.
Artikel Terkait
Sejarah Lahirnya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
Top of Mind Anak Muda Terhadap Perpolitikan di Indonesia
Tips Untuk Anak Muda Yang Mau Terjun Ke Dunia Politik