• Minggu, 24 September 2023

Sertifikasi Keperawanan Sebelum Menikah, Apakah Diperlukan?

- Kamis, 11 Agustus 2022 | 10:50 WIB
Tampaknya seolah-olah Islami, tes keperawanan sangat berlawanan dengan prinsip-prinsip Islam yang tercantum Qur'an dan Hadist. (Ilustrasi dari istockphoto.com/fcscafeine)
Tampaknya seolah-olah Islami, tes keperawanan sangat berlawanan dengan prinsip-prinsip Islam yang tercantum Qur'an dan Hadist. (Ilustrasi dari istockphoto.com/fcscafeine)

younity.id - Di Iran bukan hal yang janggal seorang meminta sertifikat keperawanan kepada istrinya, karena perawan merupakan status yang sangat penting bagi wanita dan keluarganya.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menganggap praktik ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan semakin lama semakin banyak warga yang menentang.

Salah satu pasangan yang mengalami hal ini adalah Mariam dan suami, sepasang suami istri asal Iran.

Baca Juga: Duh, Kemenhub Keluarkan Regulasi Baru. Tarif Ojek Online Resmi Dinakkan!

Suami Mariam tidak percaya dan meminta Mariam untuk mendapatkan sertifikat keperawanan, meskipun mariam telah meyakinkan suaminya bahwa ia tidak pernah berhubungan seksual dengan siapapun sebelumnya.

"Kamu tidak perawan. Kamu menipu saya sehingga saya menikahimu. Tak ada orang yang mau menikahimu jika mereka tahu yang sebenarnya."

Ini adalah pernyataan suami Mariam kepadanya setelah mereka berhubungan seks untuk pertama kali.

Baca Juga: Bikin Risih! Celana Dalam Pria Dan Perempuan Berserakan Di Jalur Pendakian

Akan tetapi, menurut WHO, tes keperawanan tidak ada landasan ilmiahnya.

Sertifikat yang didapat Mariam menyatakan selaput daranya tergolong "elastis". Itu artinya vaginanya bisa saja tidak berdarah setelah berhubungan seks penetratif.

"Harga diri saya terluka. Saya tidak berbuat salah tapi suami saya tetap menghina saya. Saya sudah tidak tahan lagi jadi saya mengambil beberapa pil dan mencoba bunuh diri," paparnya.

Baca Juga: 7 Ide Perlombaan Unik Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia

Kisah Maryam dialami banyak perempuan lainnya di Iran. Berstatus perawan sebelum menikah masih amat penting bagi banyak perempuan dan keluarga mereka. Hal itu berakar pada konservatisme budaya.

Namun, baru-baru ini keadaan mulai berubah. Sejumlah perempuan dan pria di Iran berkampanye untuk mengakhiri tes keperawanan.

Halaman:

Editor: Cahyo Widhi Prihanggoro

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X